Melihat banyaknya respons dari berbagai pihak, dan sepertinya ada celah untuk terperosok lebih dalam ke arah pemahaman yang buta akan lirik dari lagu ini, saya sebagai penulis lirik lagu tersebut, tergerak untuk menceritakan apa sebenarnya maksud dari lirik lagu tersebut, dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya harus menjelaskan lirik dari lagu yang saya buat. Disini saya akan mengangkat beberapa kutipan pembahasan tentang hadits yang saya temukan, dan sedikit artikel dari kawan saya Riki. Hmmmmmmm…… Lets get it started.
Ada yang mengangkat lirik ini menjadi bahasan di salah satu milis, yang pada intinya mereka yang berdebat dalam milis ini setuju dengan inti lirik ini, tapi ada yang sedikit gusar karena dihubungkan dengan hadis nabi yang berbunyi “'al-jannatu tahta a'damil
umahat” artinya surga dibawah telapak kaki ibu. Berikut kutipan yang saya dapat dari internet :
------------------------------------------------ mulai
الجنة تحت أقدام الأمهات ، من شئن أدخلن ، و من شئن أخرجن
Surga berada di bawah telapak kaum ibu. Barangsiapa dikehendakinya maka dimasukannya, dan barangsiapa dikehendaki maka dikeluarkan darinya
Hadits ini hadits maudhu' (palsu). Telah diriwayarkan oleh Ibnu Adi (I/325) dan juga oleh al-Uqaili dalam adh-Dhu'afa dengan sanad dari Musa bin Muhammad bin Atha', dari Abul Malih, dari Maimun, dari Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu’anhu.. Kemudian al-Uqaili mengatakan bahwa hadits ini munkar. Bagian pertama dari riwayat tersebut mempunyai sanad lain, namun mayoritas rijal sanadnya majhul.
Dalam masalah ini, saya kira cukupi dengan riwayat yang di keluarkan oleh Imam Nasa'i dan Thabrani dengan sanad hasan, yaitu kisah seseorang yang datang menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seraya meminta izin untuk ikut andil berjihad bersama beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bertanya, Adakah engkau masih mempunyai ibu? Orang itu menjawab, Ya, masih. Beliaupun kemudian bersabda,
فالزمها فإن الجنة تحت رجليها
Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya (*)
---------------------------------------------------- selesai
Kutipan diatas, untuk memperjelas bersama, mana hadits yang sekiranya akan menjadi substansi pertanyaan saudara-saudara, jika pembahasan lirik ini diarahkan ke pelecehan sabda Nabi dsb. Hell fucking No. Read On …..
Kawan saya, Riki Paramitha, yang seorang karyawan di perusahaan ternama, memberikan satu kesempatan kepada lagu ini untuk diserap dan dicerna oleh orang yang kebetulan bukan metalheads, here it si :
---------------------------------------- mulai
Sebuah track metal “Surga di bawah Telapak kaki Anjing.” Sebuah track yang belakangan jadi populer dan kontroversial karena pake acara di-banned segala. Saya sempat meminta pendapat 2 orang rekan saya (yang juga konsultan SAP, satu di Malaysia; satu di Singapore) untuk menilai track ini (kebetulan dua2nya ngerti Bahasa, dan dua2nya ngga ngerti metal. Jadi fair yah… :-P).
Pendapat dari konsultan SG :
“Ini adalah track yang dilatarbelakangi oleh kebencian yang sangat eksplisit. Kebencian tersebut begitu dalam, sehingga mengabaikan banyak hal di seputaran norma (norm) yang ada, terutama dalam bertutur. Terkesan hanya mencari aspek sensasi saja dengan brutalism yang ditampilkan; dan di lain pihak mencerminkan bahwa penulis dari track ini adalah seorang yang sangat radikal akan tetapi jauh dari kesan cerdas.”
Pendapat dari konsultan MY :
“Penulis berusaha menampilkan fenomena sosial yang cukup sensitif; yaitu penggunaan nama agama (in the name of religion, in the name of God) untuk pembenaran beberapa tindakan yang justru berada di luar norma agama itu sendiri. Dan dalam hal ini secara praktek justru yang terjadi adalah pemerkosaan terhadap agama itu sendiri dan pemutarbalikan definisi antara ‘mulia’ dan ‘hina.’ Kalau semua sudah diputarbalikkan, maka surga tentunya berada di bawah telapak kaki anjing, bukankah begitu? Ini adalah sebuah kritik dengan cara yang satir, seperti yang biasa ditampilkan di teater2 kontemporer. Penulis track ini pastilah orang yang luar biasa cerdas dan brilian. Apakah dia seorang budayawan (man of culture) di Indonesia?”
Hah? Ternyata untuk hal yang relatif terukur seperti ini bisa menghasilkan 2 pendapat yang secara kontras berbeda. Padahal topiknya cukup sempit; hanya mengenai sebuah lirik; dan belum membahas masalah musikalitas. Tapi sudah menghasilkan 2 pendapat yang contrary different.
Apalagi kalau kita mau membahas mengenai hal2 yang bersifat infinity dan sangat tidak terukur seperti God, satan, heaven, & hell. (karena beyond rationality, dan tidak dapat dipecahkan dengan logika matematika atau logika empiris yang biasa dipakai di science). Dan tools serta basic logic yang dipakai oleh manusia pada umumnya belum dapat mencapai kesimpulan yang commonly agreed untuk hal ini. Jadi sangat tergantung dari persepsi, paradigm, sudut pandang/ perspektif.
Tony Sotello dkk di “…And Time Begins” mengkedepankan prinsip Fisika dan Generatio Spontanea untuk proses penciptaaan. Well, barangkali begitulah kesimpulan yang dihasilkan menurut pencarian Tony Sotello dkk. Respect for that.
Glen Benton & Dave Suzuki lebih sangar lagi. Dengan deskripsi pembantaian terhadap seseorang yang sedang beribadah, Glen bertanya “Where is Your God, Now?” Ada benarnya juga; intervensi Tuhan (Divine Intervention) terhadap kegiatan sehari2 memang susah didefinisikan.
Lord Ahriman dkk malah menampilkan keberpihakan atau sympathy for the devil lewat “Diabolis Interium.” Kurang lebih sama dengan material yng ditampilkan Shagrath & friends di “The Serpentine Offerings.” Dimana hal ini ada benarnya, kalau kita menilik sejarah masuknya ajaran Trinitas di jazirah Viking.
Nergal & his Polish terror squad malah konsisten di jalur ancient god/ paganism; dan malah punya agenda yang mirip eksperimen (research) untuk mencari pembenaran terhadap hal yang sedang dipelajarinya atau obsessed with. Well, barangkali begitulah ‘konsep Tuhan’ menurut Mr Nergal, kalau dilihat dari latar belakang ybs dan pergaulannya dengan orang2 seperti Krzysztoft Azarewicz.
Jadi semuanya dikembalikan ke persepsi masing2. Karena sesungguhnya kita semua dalam proses pencarian kok. Dan yang harus dihindari adalah kalau kita mulai merasa yang paling benar dan merasa lebih mulia karena pemahaman kita yang (menurut kita) lebih, terhadap Tuhan dan hal2 yang related dengan-Nya. Ini malah menyesatkan. Secara etika adalah salah, dan secara norma agama justru lebih salah lagi.
Agama dan praktek agama serta pengakuan terhadap eksistensi Tuhan adalah sebuah proses; dan bukanlah sebuah output. Output-nya mana dunk? Output-nya adalah tercermin dari tindakan kita sehari2. Kalau istighfar segudang, Shalat rajin, atau rajin kuliah minggu, tapi masih nyolong & banyak berbuat curang; yah artinya Surga berada di bawah telapak kaki anjing. Bukankah begitu?
----------------------------------------------- selesai
Tanpa banyak bicara lagi, sudah mulai terbukakah kawan-kawan, yang mungkin pernah terbersit, bahwa saya menghina sabda Rasulullah SAW ? Hell fucking no. Sama sekali tidak.
Sekali lagi, semua lirik yang saya ciptakan, adalah refleksi kritis saya atas apa yang terjadi di sekitar saya. Tentunya, bukan saya saja yang muak akan fenomena tolol ini, dimana orang berkoar-koar bertindak atas nama tuhan, tapi tingkah lakunya tidak mencerminkan orang yang mengedepankan ketuhanannya, yang mana semua agama tidak pernah memerintahkan tindakan kekerasan, penghancuran, pemaksaan apalagi membunuh dalam nama tuhan. Saat ini, jika kita terjun bebas ke dalam ranah bawah tanah musik Indonesia, baik itu Metal, Hardcore dan Punk sekaligus, kita akan melihat, mendengar protes mereka yang mungkin senada. Mungkin hanya momentum yang belum memungkinkan suara mereka untuk terdengar. Jadi, jangan kaget ketika gelombang protes dan penolakan atas kekerasan yang dilakukan atas nama agama yang diusung oleh berbagai ormas itu meledak melalui suara-suara parau mereka bersamaan dengan musik bising yang mereka usung. Kami sadar, bahwa kami adalah sekelompok kecil musisi, minoritas yang mungkin tidak layak untuk dipandang sebelah mata. But this is reality. Terlepas dari benar atau salah kami bertindak, adalah manusiawi kami mencari titik tolak perlawanan dalam bentuk apapun, walau sekecil apapun. And this is what we can do for our society. Hopefully we can do something bigger and bigger next time ….
Hormat untuk semua kalangan, yang telah memberikan perhatian terhadap lirik lagu ini, baik yang pro dan kontra. Junjung tinggi etika berdebat tanpa otot ….
Perbedaan bukanlah alasan untuk bermusuhan dan menghancurkan.
Regards,
Doni
Funeral Inception
_______________________________________________________________________
SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI ANJING
Apa yang terbersit di otakmu – perlakukan tuhan seperti babu
Perintah sana dan perintah sini, menghela seperti kerbau
Mendikte dia dan mengarahkan seperti busur panah
Hormat dan pujimu yang kau tuangkan dalam doa yang mengiris
Ibadah yang tanpa cela Ibadah yang searah
Menuding moral penyebab kerusakan
Menghempaskan logika memuliakan nafsu belaka
Melangkah gagah dengan keserakahan …
Umbar nafsu gila tololmu – bercak dalam janji
Hancurkan tatanan, mengurai kuasamu
Kendalikan arah kemana angin akan berhembus
Sirnalah dosa sirnalah nista
Ledakan jiwa – yang bergolak disana
Mengiris harapan – menjadikan polusi
Cerai kan berai nurani – melumatkan visi
Tiada tersisa –terasa membakar !!
Surga yang kau cipta kini terbentang lega
Hati nurani yang terjagal hati nurani menggelepar
Infiltrasi kesesalan yang tersisa didalam hatimu
Gumam doa bersenandung bersama nista………………….
Berperanglah kepada sesamamu dan basmilah mereka
Dan Kepada siapakah tuhan kalian kan meratap
Persetan dengan keyakinan dan tuhanmu yang kau kebiri
Lead
Tonggak kebebalan religi
Kekalahan hati dan nurani
Takkan ada lagi naluri
Semua telah tewas kau basmi
Tak terkira perih yang akan kau tuai
Seakan tak akan pernah ada balasnya
Buat udara ini terasa sesak
Hanya benci yang terserak dan menggelegak…..
SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI ANJING …. 4 X
ANJING …. !!!!
Sumber : doniiblis notes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar